Jika tanpa Solusi, Warga Cikalahang Ancam Bongkar Pipa PDAM

Jika tanpa Solusi, Warga Cikalahang Ancam Bongkar Pipa PDAM

CIREBON - Kisruh sumber mata air di Desa Cikalahang, Kecamatan Dukuputang, terus berlanjut. Warga belum mau memaafkan PDAM Tirta Jati Kabupaten Cirebon. Perseteruan bahkan bakal semakin panjang. Karena warga mengancam akan membongkar semua jaringan pipa PDAM di wilayah itu. (Baca: Dirut PDAM Enggan Tanggapi Keluhan Warga soal Krisis Air Bersih) Kepala Dusun Blok 2 Desa Cikalahang, Imam Prayogi mengatakan, selama ini warga sudah cukup berbaik hati dengan PDAM. Tapi, PDAM tidak punya iktikad baik dengan masyarakat. “Percuma dilakukan pertemuan juga ketika PDAM tidak memiliki solusi. Kalau, terus-terusan seperti ini, terpaksa kita akan bongkar paksa pipa PDAM yang melintang di atas lahan warga,” tegas Imam. (Baca: Warga Cikalahang Ngamuk, Terpaksa Tutup Pipa PDAM) Dia menyesalkan pernyataan direksi PDAM yang mengaku rugi Rp 29 juta per hari setelah penutupan sumber mata air di Cikalang. “Kalau bicara rugi, sama saja PDAM ngajak perang dengan kami. Ingat, sudah 38 tahun kami dirugikan. Tidak izin kepada pemilik lahan, juga tidak ada kontribusinya. Itu artinya tidak ada iktikad baik,” paparnya. (Baca: Pipa di Cikalahang Ditutup, 10 Ribu Pelanggan PDAM Terancam) Imam mengaku tidak mengetahui sampai kapan penutupan aliran sumber mata air ke pipa PDAM akan berlangsung. Sebab, perlu dimusyawarahkan dengan tokoh masyarkat, pemilik lahan, dan masyarakat pada umumnya. “Pada prinsipnya kami hanya mengambil air yang menjadi hak kami saja. Dan air yang mengalir ke pipa PDAM tetap ada. Tapi, tidak banyak. Sebagian besar mengalir ke saluran air untuk ke rumah-rumah warga,” tandas Imam. (Baca: Dewan Ingin Damaikan Warga vs PDAM) Senada dikatakan Andi Kusuma, salah satu warga Cikalahang. Dia mengatakan, tak semua mata air yang disalurkan Pos Stasiun Instalasi Cikalahang ditutup warga. Sejatinya di Stasiun Instalasi Cikalahang memiliki tiga sumber mata air. Dua mata air berasal dari bojong Desa Cikalahang, satu lagi dari Pujangga yang berada di Desa Padabeunghar. \"Kami tidak menutup semua, hanya menutup satu sumber mata air saja. Karena di sini sebenarnya kan masih ada dua sumber lagi. Bahkan yang dari Pujangga itu pipanya lebih besar. Jadi kalau kurang air itu, menurut kami tidak benar,\" jelas Andi. (sam)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: